SEKUNTUM BUNGA

beautiful-flower-wallpaperseorang pemuda menuju telaga
airnya bening, sejernih bola mata kekasihnya
diciduknya air dengan ember di tangan
dibawanya menuju taman
lalu ia siramkan pada sekuntum bunga

“selamat pagi!” sapa sang gadis berbaju putih yang sedang berjalan-jalan di taman bunga.
“oh, selamat pagi juga, gadis cantik,” jawab si pemuda, nyengir seperti biasa.
“apa yang sedang kau lakukan?”
“kusirami sekuntum bunga.”
“oh…,” sang gadis tersenyum. “mengapa hanya satu bunga?”
“tentu karena aku menyukainya?”
“hihihi…, dan mengapa dengan nada bertanya?”
“kau tahu selalu sulit memastikan yang mana.”
“dan mengapa sulit?”
“mungkin…, karena aku sedang jatuh cinta…?”
“bukankah cinta adalah penjelas rahasia?”
“tapi juga membutakan selainnya.”
“bukankah selainnya memang tidak ada?”
“hah-ha…, ya, tentu saja…”

si pemuda garuk-garuk kepala
di sampingnya sang gadis melihat kuntum bunga
masih menangkup dalam pucuk
warnanya merah muda
daunnya hijau muda

“bunga yang cantik. jika disiram dengan cinta, ia akan mekar dalam semerbak wanginya.”
“tentu saja,” jawab si pemuda.
“kau ingin memetiknya?”
“aku bohong jika bilang tidak, tentu saja.”
“lalu, apa yang menghentikanmu?”
“aku tidak berhenti, kok.”
“lalu?”
“karena ada pagar.”
“kau tinggal melompatinya, bukan?”
“hah-ha…, bisa saja. tapi tidak. aku kan seorang gentlemen.”
“hihihi…, oh ya?”
“tentu saja!” jawab si pemuda nyengir seperti biasa. “dan lagi…”
“hum?”
“aku harus meminta ijin Sang Pemilik taman untk memetiknya, bukan?”
“kau sudah lakukan?”
“aku belum mendapat jawaban,” jawab si pemuda.
“ooh…”

keduanya terus bercengkerama akrab
nikmati hamparan wangi bebunga di taman
berbagi beraneka cerita dan asa
rangkaikan aksara-aksara semesta
tentang rindu dan cinta.

Leave a comment